Selamat berjumpa lagi sahabat profesional.
Kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Penyusunannya membutuhkan pemikir-pemikir profesional. Prosesnya tidak serta merta langsung jadi. Namun membutuhkan banyak energi, waktu dan biaya yang tidak sedikit.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=399188087191830&id=393508787759760
Kurikulum 2013, Kurikulum TSP 2006, maupun Kurikulum Nasional memiliki banyak keunggulan dan kekurangan. Sesuai pepatah, tidak ada ciptaan manusia ini yang sempurna. Keunggulannya kita pertahankan, kelemahannya dievaluasi kembali.
Kurikulum 2013 menganut paham pembelajaran tematis. Dengan tujuan supaya belajar memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari. Belajar tidak terpaku pada pendapat guru, tetapi juga diperoleh dari bermacam-macam sumber. Artinya pelajar tidak harus 'terpukau' pada satu titik pendapat saja. Pelajar bisa memperoleh berbagai pendapat menuju sebuah kesimpulan.
Kurikulum 2013 saya yakini sudah lebih sempurna, tetapi pemahaman, dan implementasi, serta pengalaman guru membatasi ruang gerak pengembangannya di sekolah. Terutama pada aspek evaluasi. Sementara ini sistem yang berjalan adalah pembelajaran A, evaluasinya juga A. Inilah kekeliruan dalam memahami Kurikulum 2013.
Di sini saya mengajak para pakar dan kritikus untuk memberi masukan kepada guru dan saya sendiri khususnya untuk mengubah wawasan yang salah kaprah ini. Mengapa saya katakan salah kaprah? Kita ketahui semua, 'tema' yang tersusun tersebut berasal berbagai beberapa indikator dari suatu 'mata pelajaran'. Indikator-indikator itu memang sangat terkait satu sama lain, sehingga dapat terangkum ke dalam sebuah tema.
Kalau evaluasi akhir semester masih men-general pada tema, maka kesulitan tidak hanya dialami oleh siswa, tetapi juga pada guru. Terutama pada raport yang menjadi bahan komunikasi antara guru dan masyarakat luas (orang tua siswa).
Menurut saya, proses pembelajaran tetap tematis sesuai kurikulum, sedangkan evaluasinya tetap terbagi dalam mata pelajaran sesuai indikator yang disampaikan dalam tema tersebut.
Yang terjadi selama ini, pelajar dievaluasi dua kali, evaluasi tematik dan evaluasi mapel. Sehingga tidak efektif, baik dari segi waktu, energi, maupun biaya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=399188087191830&id=393508787759760
Seyogyanya pelaku-pelaku pendidikan lebih memperhatikan masalah ini. Kurikulum 2013 sangat lebih sempurna daripada kurikulum sebelumnya, hanya saja pengembangan dan pelaksanaannya saja yang kurang diterima dengan baik.
Terima kasih atas perhatiannya. Tetap jaga semangat dalam mendidik generasi bangsa. Salam Pendidikan
|